Sabtu, 13 Desember 2014

PUPU YANG SOMBONG



Oleh : Bunda Astutiana M

Rara, Puput, dan Cicing adalah tiga  makhluk Allah yang bersahabat  sejak lama. Rara seekor kura kura cantik penghuni sebuah kolam yang ada di pinggir hutan. Puput nama dari siput hewan kecil yang baik, dan Cicing adalah seekor cacing tanah yang selalu riang gembira. Mereka sedang asyik bermain ketika datang seekor  kupu kupu cantik dan  menyapa mereka.

“ Hai,aku Pupu  bolehkah aku bermain dan bergabung bersama  kalian? Aku pendatang baru disini.”ucap Pupu dengan ramahnya ketika mendarat di atas sebuah batu.

“Oh hai juga, silahkan, kami senang sekali mendapat teman baru sepertimu,” jawab Rara sambil tersenyum. Mereka pun bermain dengan riang gembira. Tetapi sebenarnya ada rasa iri di hati si Rara, Puput, dan Cicing. Mereka menganggap bila si Pupu adalah makhluk Allah yang sempurna, memiliki sayap yang indah dan bisa terbang kemanapun ia sukai, sedangkan mereka hanya bisa melata di tanah di tanah, bebatuan atau di daun.
“Mengapa kalian memandangku seperti itu? Kalian iri ya dengan sayapku yang cantik dan juga karena aku bisa terbang?” tanya Pupu sambil tersenyum.

“ Siapa yang mau ikut aku terbang dan hingap di bunga bunga indah yang ada di taman?” ajak Pupu dengan senyum mengejek.

Si Pupu merasa bangga memiliki sayap yang indah, dan bisa terbang ke sana kemari. Pupu menjadi sombong, akhirnya banyak yang semakin iri padanya. Sampai pada suatu hari yang cerah ketika mereka sedang asyik bermain di sekitar hutan kecil itu tiba tiba mendung tebal datang berangsur jadi gelap, petir menyambar dan hujan mulai turun.

“ Hmm, nampaknya akan ada badai teman, bagaimana ini?” kata Cicing ketakutan.
“ Entah lah mungkin....” belum selesai Rara menjawab hujan turun dengan lebat beserta angin kencang. Karena ketakutan Cicing langsung masuk ke dalam tanah, Puput masuk ke dalam cangkangnya dan si Rara bersembunyi di balik batu, sementara Pupu kebingungan dan sangat ketakutan. Ia tidak bisa terbang karena anginya sangat kencang. Akhirnya Pupu terbawa angin kencang entah kemana.

“ Oh tolong...aku takut, ” teriak Pupu. Rara , Puput dan Cicing mendengar teriakan itu tapi mereka tidak bisa menyelamatkannya. Angin kencang disertai hujan menghalangi.

*****

Tiga hari sejak  kejadian itu Rara dan teman temannya tak pernah berjumpa Pupu. Mereka sangat rindu karena walau ada rasa iri, mereka tetap sayang pada sahabat barunya si Pupu. Mereka memutuskan untuk datang ke rumah Pupu.

Tiba di rumah Pupu, Rara memberi salam. Setelah pintu dibuka terlihat ibu si Pupu dan mempersilahkan mereka masuk.

“ Kami datang kesini ingin menengok Pupu,” kata Puput mewaliki teman temannya.
“ Tentu saja silahkan. Pupu sedang sakit karena kehujanan. Ia sangat sedih. Masuklah temui ia di kamarnya” ucap Ibunya Pupu

Pupu sedang berdiam diri sambil memandang ke arah jendela kamar. Tampaknya ia sedang demam karena kehujanan. Tampak ada bagian yang patah dari bagian sayapnya.

“ Pupu, bagaimana kabarmu? Mengapa kau tak keluar dan bermain bersama kami? Tanya Puput
Pupu kaget ketika mengetahui ada teman temannya yang menjenguknya.

“ Kalian  sedang apa di sini?” ucap Pupu
“ Kami sangat cemas terhadapmu. Karena sejak badai kau tak pernah datang bermain ke tempat biasa kita berkumpul.” Ucap Cicing sangat hati hati

‘ Aku malu, sayapku patah dan aku tidak bisa terbang, dulu aku merasa paling hebat bisa terbang  dan memiliki sayap yang indah.Sekarang sayap itu rusak.“
“Tidak usah malu Pupu, kami bersahabat. Kami juga sebelumnya merasa iri dengan keindahan dan kemampuanmu yang bisa terbang.” Rara menenangkan hati Pupu

“ Kalian sahabatku yang baik. walau dulu aku sombong dan sering mengejekmu, maafkan aku.” Sesal Pupu
“Pupu kau adalah sahabat kami, katika kau tidak hadir dan bermain, kami kehilanganmu.” Cicing ikut bersuara

“ Kami berdoa semoga sayapmu cepat membaik dan kita bisa bermain bersama lagi.” Ucap Rara dengan tulus.

Akhirnya dengan sayap yang rusak Pupu masih bisa bermain dengan ketiga sahabatnya. Diantara mereka tidak ada lagi iri dan dengki.




2 komentar:

  1. Wah, ternyata Astutiana ini penulis cerita anak, ya. Sudah ada buku pastinya. Yuk, diperkenalkan di Grup kalo sudah ada, kan banyak yang punya anak yang belum dewasa tuh EmakS KEB. Nice story.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bunda makasih apresiasinya. Ini blog sederhana yang rencananya mau terus dikembangkan dan mau belajar banyak dari Bunda.

      Hapus