Rabu, 13 Maret 2024

CINTA DUNIA ITU PENYAKIT HATI


CINTA DUNIA ITU PENYAKIT HATI

Oleh : Sri Sugiastuti

Dunia dan segala isinya selalu menggoda. Allah ciptakan dunia sebagai tempat hidup makhluknya sejak ia lahir hingga menutup mata. Sedangkan banyak pedapat mengatakan bahwa dunia memiliki komposisi sesuai yang tertuang dalam sebuah ayat yang sangat popular. 

Allah dalam firman-Nya; “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (Al-Hadid : 20)

Kalimat “dunia hanyalah permainan” Al-La’ibu dan Al-Lahwu yang merupakan PERMAINAN. Maksudnya Al-Laibu adalah apa saja yang menyebabkan seseorang cinta dunia, sedangkan Al-Lahwu adalah apa saja yang membuat orang lupa akhirat dan menyepelekannya. Dan nyatanya kehidupan kebanyakan manusia di muka bumi ini adalah seperti itu. Mereka menghalalkan segala cara, silau dengan kekayaan yang dimiliki orang lain, rela berbuat curang dan masih banyak perbuatan yang melanggar hukum yang disebabkan karena cinta dunia.

Selanjutnya ada kata Az-Zinah adalah PERHIASAN. Dunia memang perhiasan, kebanyakan orang berlomba-lomba menghias dirinya dengan fasilitas dunia tanpa beramal untuk kehidupan akhirat. Sebagai perhiasan, dari kekayaannya, orang bisa pamer apa yang sudah dicapai, apa yang sudah dimiliki, apa yang menjadi lambang kesuksesannya seakan diukur dengan harta yang dimiliki di dunia ini dalam bentuk fisik dan materi.

Tafakhurun bainakum, makudnya adalah sebagian dari manusia banyak yang berbangga diri dengan segala sesuatu yang dia dapatkan di dunia terlebih fisik dan kekuatannya. Mereka bangga dengan capaian yang sudah diperoleh tanpa melihat prosesnya sudah benar atau belum. Yang jelas keberadaan dan kekayaannya bisa dinilai orang lain bahwa ia sukses dan bisa diperhitungkan kekayaan dan kesuksesannya.

Takatsurun fi Al-Amwaal wa Al-Aulaad, yaitu manusia berbangga diri dengan harta kekayaannya dan anak-anakya atas orang miskin. Ini yang sangat menyedihkan dan jadi penyakit hati hamba Allah yang diuji dengan harta benda dan kesempatan untuk diberi amanah, tetapi tidak bisa menjalani dengan baik. Mereka kadang memandang orang yang kurang beruntung dengan pandangan menghina, atau menyalahkan tanpa mau membantu dan menanyakan apa sebabnya.

Sebenarnya bila direnungkan lebih dalam bahwa Allah menciptakan dunia dan seisinya memang untuk lahan amal ibadah kita semua. Bagaimana bisa mengelola dengan baik dan memanfaatakannya dengan cara yang ma’ruf.

Jadi, kehidupan dunia dengan segala kenikmatannya yang diciptakan Allah SWT untuk manusia itu tidak haram atau makruh untuk dinikmati. Tetapi, jika kenikmatan dunia itu akan memalingkan manusia dari akhirat maka semuanya bisa berubah menjadi makruh bahkan haram. Alangkah baiknya jika kita menggunakan fasilitas dunia ini untuk mengumpulkan bekal kita diakhirat kelak dengan selalu beribadah dan mendekatkan diri pada-Nya.

Cinta dunia akan jadi penyakit hati, ketika tidak ada pengertian dan kesadaran manusia dalam mengelolanya. Kegelapan akibat manusia terlalu cinta pada dunia memerlukan titik cahaya penerang yang akan menunjukan manusia pada kesadaran hakikat manusia hidup di dunia ini. Penerang tersebut adalah takwa. Dimana takwa merupakan mengerjakan perintah Allah SWTyang menghasilkan keridaan dan pahala Allah SWT dan senatiasa menjaui larangan-Nya yang mengantarkan kita pada kemurkaan Allah SWT. Takwa juga merupakan kesempurnaan yang melindungi manusia dari apa saja yang merugikannya pada hari kiamat kelak.

Jadi intinya penyakit hati karena cinta dunia bisa dibentengi dengan ketakwaan yang dimiliki dan dibangun oleh manusia itu sendiri. Semoga kita bisa menjadi manusia yang bertaqwa sesuai dengan AlQuran dan As sunnah.

Belajar mengingatkan diri sendiri dan mengamalkan satu ayat yang ada di dalam Al Quran dan berbagi.

01 Ramadhan 1440
Pernah menghiasi blog gurusiana tahun 2018