Senin, 04 Maret 2024

Ketika Tangan Allah Bekerja

Saat healing tadabur alam di kawasan hutan menuju Paralayang Kemuning ( dokpri)

Ketika Tangan Allah Bekerja

Oleh: Sri Sugiastuti

Acin yang selalu ibu peluk dalam doa.

Terima kasih semalam sudah bisa ngobrol sama bapak dan ibu via vicall sambil leyeh-leyeh di kamar. Bapak seperti bisa selalu flash back dengan cerita zadulnya saat SR kelas 5 di desa dan hijrah ke Solo. Betapa bangganya dia yang anak desa bisa jadi juara karena selalu banyak bertanya. Sementara temannya yang anak kota selalu membullynya. "Dasar cah ndeso kebanyakan bertanya!"

Kalau cerita ibu beda lah. Acin paham ya, bapak ibu tidak punya "gerobak" untuk transportasi ke luar kota. Mas  Ndaru rempong sama mertuanya yang sakit,  mbak Ratih dan kantornya juga kegiatan anak- anaknya. Bapak sebagai penasihat ibu yang harus didengar sarannya. "Rental plus plus dan jangan merepotkan anak." Ide bagus tinggal telpon mas rental, beres. Ternyata kenyataan tidak sesimpel itu.

Bapak ngga ikut, tetapi ada tante Wiwik dan cucunya dari Malang, dan juga tante Nesi dan Amor anaknya yang dari Yogya. Mas Adi rental ngga bisa bantu, mobilnya keluar semua maklum weekend. Ngga kurang cara ibu hubungi nomor WA driver grab yang ibu simpan, masih belum beruntung karena posisi Amor masih di yogya dengan acara penguatan mental jelang ujian SMA. Ibu ngga bisa kasih estimasi waktu.

Usai salat asar dan zikir petang, ibu selonjoran. Tante Wiwik sama Tante  Nesi malah ngeluyur dari stasiun Balapan ke stasiun Klaten PP. Ibu santai saja menunggu mereka pulang dan nunggu kabar Amor. Pasti ada solusi dan malam tetap sampai harus sampai Segoro Gunung (nama desa di bawah bukit paralayang Kemuning Karanganyar). Acara gathering keluarga yang sudah dirancang sebulan yang lalu.

Bapak yang paham medan dan lokasi desa itu, karena dulu zaman jadi guru hampir tiap tahun Kemah dan hiking di desa  Segoro Gunung. Bapak pun mulai banyak pesan ini itu. Ibu sudah berkaos warna hijau harus ganti. Apalagi kiriman video dari bude Nunuk kalau disana sudah turun kabut dan baru saja turun hujan. Nah jiwa petualangan ibu mulai terbakar. Terbayang kelap kerlip kota Solo dan Karanganyar bila dinikmati dari vilanya Tante Yanti. Belum lagi celoteh tante- tantemu yang seumur dengan ibu.

Ibu balas chat bude Nunuk ehh,... ternyata tante Wiwik pulang sudah ready dengan mobil plus driver yang siap ngantar Ibu dan grupnya meluncur ke Segoro Gunung. Awalnya Ibu under estimate  dengan penampilan drivernya yang seperti tukang sayur tetapi berjaket kulit. Tetapi waktu Ibu masuk mobil dan duduk di samping driver. Wow nyaman banget itu mobil Avanza terbaru 2023. Allah memberi  kesempatan memanfaatkan sarana yang ada, ya harus disyukuri,  yang penting ibu menikmati kenyamanan ini.

Mobil sudah meluncur ke stasiun. Si Amor belum masuk stasiun Balapan, azan magrib berkumandang. Ibu ambil inisiatif salat dulu di masjid stasiun Balapan yang bersih dan megah. Karena buru- buru ibu ngga ambil tas mukena. Ehh... saat ibu selesai wudhu, ada petugas yang sedang ganti mukena bersih dan wangi. Ibu pun salat dengan nyaman. Usai salat ibu ngarep pengen salam tempel ke petugas tadi, sekadar memberi kejutan kecil ke mba petugas tadi. Ibu clingak- clinguk.  Mbanya ngga ada, duh ibu menyesal banget. Alhamdulillah saat ibu mau pakai sepatu, mbanya nongol di depan ibu. Langsung salam tempel dong. Dan rasanya plong. Ibu bahagia, dia juga bahagia.

Sore ini ibu banyak belajar dari orang- orang yang ibu jumpai. Mereka bagian dari orang- orang yang dikirim Allah  untuk ibu gaul dan bersinergi. Sebenarnya kalau kita mau merenung, apa pun yang terjadi dan menyadari, saat kita melibatkan Allah semua terasa nyaman dan Teduh.

Soloraya, 04 03 2024