Spirit Kemerdekaan untuk Guru Inspiratif
Oleh: Sri Sugiastuti
Setiap tanggal 17 Agustus, saat diperingati hari kemerdekaan bangsa Indonesia, selalu menarik untuk melakukan refleksi kebangsaan. Sebagai seorang guru inspiratif, kita punya cara tersendiri untuk memperingati dan merefleksi diri.
Guru inspiratif (inspiring teacher) adalah "ruh" bagi lembaga pendidikan. Guru inspiratif menduduki level tertinggi setelah excellence teacher, good teacher, dan medium teacher.
Kehadiran guru inspiratif menjadi penggerak roda pendidikan untuk berlari kencang. Mereka mampu menumbuhkan daun-daun harapan yang layu. Menggerakkan kaki pendidik lain yang mulai lemas. Mendorong para tenaga kependidikan yang berjalan terseok-seok. Menaikkan reputasi yang memudar. Menghidupkan simpul-simpul energi yang mati, serta membangkitkan cita-cita yang mulai terabaikan.
Guru inspiratif adalah guru yang mampu menjadi simpul perubahan bagi murid-murid atau lingkungannya untuk arah pendidikan yang lebih baik dan produktif. Dalam teori metafisis, guru inspiratif akan menjadi magnet luar biasa yang menggerakkan energi alam.
Bagi seorang guru spirit kemerdekaan dapat membangkitkan sisi kejuangan sebagaimana para "founding fathers" berjihad membebaskan kolonialisme. Dalam konteks pendidikan, kemerdekaan bisa berarti sebagai starting point lahirnya guru-guru yang merdeka dan inspiratif untuk melejitkan kualitas pendidikan nasional.
Berdasarkan berbagai referensi, guru inspiratif dapat dicirikan pada beberapa karakteristik sebagai berikut:
Pertama, guru yang sejak awal mendedikasikan diri menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pewaris nabi. Yaitu, orang yang memiliki niat suci menjalankan tugas kenabian (profetik) dalam menyampaikan ilmu dan mendidik budi pekerti umat (masyarakat). Sebagaimana tugas para nabi, seorang guru betul-betul ikhlas "mewakafkan" dirinya sepenuh jiwa untuk menciptakan generasi unggul dan gemilang, seperti cerita sosok ibu Muslimah dalam film layar lebar, Laskar Pelangi. Rasulullah adalah sosok ideal sebagai guru inspiratif. Beliau diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan ilmu dan mendidik akhlak umat (innama bu'itstu liutammima makarima al-akhlaq). Berbagai metode dan pendekatan yang digunakan Rasulullah mampu melahirkan generasi terbaik sepanjang sejarah umat manusia, yaitu lahirnya para sahabat nabi yang cerdas, berwawasan, dan berakhlaqul karimah.
Mengacu pada QS: Al-Jum'ah: 2, tugas profetik guru ada tiga, yaitu (1) membacakan ayat-ayat Tuhan, baik yang kauniyah maupun qauliyah. Artinya, guru berkewajiban memberikan insight tentang aspek keilahian. (2) menyucikan (jiwa-jiwa) anak didiknya dalam arti membentuk karakter yang baik; dan (3) mengajarkan ilmu pengetahuan dan kebajikan (kearifan).
Kedua, guru yang memiliki daya pikat emosional bagi orang lain, sehingga menjadi "role model" bagi kehidupan masyarakatnya. Selain berakhlak mulia, seorang guru inspiratif adalah mereka yang benar-benar menjadi cermin orang lain dari setiap sikap dan perilakunya. Gerak langkahnya menjadi pengungkit motivasi dan semangat belajar bagi siapapun yang kenal, baik langsung maupun tidak langsung. Jika guru mengajarkan tentang urgensi membaca, maka guru tersebut benar-benar gemar membaca. Bukan sekadar "gerakan" tanpa makna. Jika guru itu mengajarkan akhlak, maka yang bersangkutan "factually" memiliki budi baik dalam kehidupan sehari-hari. Intinya, guru inspiratif menjadi contoh bagi anak didiknya dalam bersikap, bertutur kata, bertindak, dan berinteraksi dengan orang lain.
Ketiga, mencintai ilmu dan profesinya meskipun mendapati rintangan yang berat. Guru inspiratif adalah mereka yang memiliki kecintaan mendalam pada ilmu pengetahuan dan pada profesinya sebagai seorang pengajar sekaligus pendidik. Ia tidak memiliki sikap amatir dengan mudah putus asa dan mencela otoritas hanya karena kekurangan fasilitas dan kesejahteraan. Sikap yang muncul dalam dirinya adalah integritas, keikhlasan, dan kejujuran dalam setiap tindakan.
Sebaik apapun fasilitas dan kesejahteraan yang diperoleh, jika guru tidak memiliki kecintaan pada ilmunya yang didarma-bhaktikan, pasti dia tidak bekerja maksimal menjalankan tugas dan fungsinya sebagai guru. Cinta kepada ilmu adalah kunci yang mendasarinya dalam melaksanakan tugas-tugas edukatif yang tidak mengenal lelah.
Keempat, memiliki kemampuan untuk mendorong dan mengembangkan potensi anak didik. Seorang guru inspiratif tidak hanya fokus pada kekurangan anak-anak didiknya, tetapi juga mampu melihat dan mengembangkan potensi yang ada pada setiap individu. Guru mampu memberi motivasi anak didiknya untuk terus belajar dan mengembangkan diri.
Ingat juga bahwa satu syarat penting guru inspiratif adalah kecerdikannya dalam melihat setiap potensi anak didiknya. Sehingga, dalam setiap mengajar dan mendidik, guru selalu menemukan cara yang tepat agar anak didiknya dapat mengembangkan potensinya. Demikian juga ia harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif, memotivasi siswa, dan menjadi motivator terbaik.
Kelima, guru yang memiliki kemampuan dalam membangkitkan kualitas rasa ingin tahu anak didik (curiosity) dengan open minded dan sikap yang terbuka. Seorang guru yang menginspirasi selalu membuka cakrawala anak didik untuk selalu "menyalurkan" rasa ingin tahu tentang banyak hal. Guru membuka ruang yang luas terhadap rasa ingin tahu anak didik dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang dan menarik.
Dalam cakupan yang lebih operasional, tipe guru inspiratif itu mampu menggali kemungkinan tumbuhnya "creative and critical thinking" anak didik, sehingga akan terjalin diskusi atau dialektika yang sangat intens serta eksplorasi keilmuan tanpa batas dengan antusiasme yang tinggi. Rasa penasaran anak didik senantiasa muncul saat bertemu dengan guru tersebut. Selain itu, ia bisa menumbuhkan fitrah belajar anak sebagai proses berkelanjutan dan penting bagi setiap orang.
Keenam, guru yang memiliki sifat empatik dan respek terhadap setiap prestasi anak didik. Ia mampu mengungkapkan rasa senang dengan mengapresiasi melalui penghargaan dan pujian atas capaian pembelajaran anak didik, sekecil apapun itu. Hal ini untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak bahwa setiap orang memiliki potensi baik yang dapat terus tumbuh dan berkembang.
Kemampuan apresiatif guru dibarengi dengan tingkat resiliensi yang tinggi dan sikap telaten. Proses mendidik tidak selalu mudah, seringkali membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi. Seorang guru inspiratif mampu menghadapi berbagai tantangan dengan kesabaran dan kejelian tanpa batas.
Di era teknologi yang semakin canggih, Guru Inspiratif memiliki peluang luas untuk mengawal munculnya insan-insan kreatif dan inovatif.
Spirit Kemerdekaan: Jiwa Merdeka Guru Inspiratif
Kemerdekaan, kata yang seringkali dikaitkan dengan perjuangan bangsa. Namun, bagi seorang guru, kemerdekaan memiliki makna yang lebih luas. Kemerdekaan bagi seorang guru adalah kebebasan untuk berkreasi, untuk berinovasi, dan untuk menjadi diri sendiri dalam menjalankan tugasnya.
Merdeka dalam Berkreasi
Pembelajaran tidak hanya sebatas mentransfer pengetahuan. Pembelajaran adalah sebuah proses yang hidup, yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa. Itu sebabnya
dengan semangat kemerdekaan, Guru Inspiratif harus berani memodifikasi materi pembelajaran. Guru kreatif akan mengajak siswa-siswinya untuk membuat karya tulis kreatif, membuat film pendek, bahkan mengadakan pameran karya seni.
Merdeka dalam Berinovasi
Teknologi informasi berkembang dengan pesat. Guru Inspiratif harus bisa memanfaatkan berbagai aplikasi dan platform digital untuk memperkaya proses pembelajaran. Ia membuat blog, membuat video pembelajaran, dan bahkan membuat grup diskusi online untuk siswa-siswinya.
Dengan inovasi-inovasi yang dilakukannya, pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif. Siswa-siswinya tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga keterampilan abad 21 yang sangat dibutuhkan di masa depan.
Merdeka Menjadi Diri Sendiri
Guru Inspiratif akan berproses menjadi seorang mentor, seorang teman, bahkan seorang orang tua kedua bagi siswa-siswinya. Ia selalu berusaha menjadi contoh yang baik bagi siswa-siswinya. Ia menunjukkan bahwa setiap individu memiliki potensi yang unik dan berharga.
Guru inspiratif mampu membangun hubungan yang kuat dengan siswa-siswinya, sehingga siswa-siswinya merasa nyaman untuk bertanya, untuk berdiskusi, dan untuk berbagi cerita.
Spirit Kemerdekaan sebagai Landasan
Spirit kemerdekaan telah menjadi landasan untuk menjadi seorang guru inspiratif. Bagaimana bisa membuktikan bahwa dengan semangat kemerdekaan, seorang guru dapat menciptakan perubahan yang signifikan dalam dunia pendidikan.
Kemerdekaan bukan hanya milik bangsa, tetapi juga milik setiap individu. Mari kita hargai dan jaga kemerdekaan yang telah kita raih. Mari kita berkontribusi untuk membangun negara yang lebih baik. Dan mari kita selalu mengingat jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita.
Kesimpulan
Spirit kemerdekaan adalah sebuah kekuatan yang dahsyat. Dengan semangat kemerdekaan, kita dapat mengatasi segala tantangan dan meraih mimpi-mimpi kita. Mari kita jadikan spirit kemerdekaan sebagai inspirasi bagi generasi muda.
Surakarta, 16 September 2024