Kisah 8: Memulai dengan Keyakinan Penuh pada Takdir dan Ikhtiar: KH. Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah
Pernahkah Anda merasa memiliki sebuah misi besar, sebuah panggilan jiwa untuk membawa perubahan, tetapi tantangan di depan terasa begitu berat, dan Anda merasa sendirian? Di sinilah kekuatan keyakinan penuh pada takdir dan ikhtiar menjadi pembeda. Ini adalah fondasi spiritual yang menguatkan hati, memberikan keberanian untuk memulai langkah, bahkan ketika hasilnya belum pasti dan dukungan minim.
Mari kita selami kisah KH. Ahmad Dahlan, seorang ulama besar dan pembaharu Islam di Indonesia, sekaligus pendiri organisasi Muhammadiyah. Di awal abad ke-20, ketika umat Islam di Nusantara masih banyak yang terbelenggu oleh taklid buta, kemiskinan, dan ketertinggalan pendidikan, Kiai Dahlan merasakan sebuah panggilan kuat untuk melakukan perubahan. Beliau melihat kondisi umat yang perlu pencerahan dan pembaharuan.
Bayangkan betapa beratnya perjuangan beliau. Ia ingin mengajarkan Islam yang kembali pada Al-Qur'an dan Sunnah, mendirikan sekolah modern, bahkan memasukkan pelajaran agama di sekolah umum—sebuah ide yang sangat radikal pada zamannya. Banyak yang menentang, mencibir, bahkan memusuhi beliau. Ia dianggap menyimpang dari tradisi, dituduh kafir, dan difitnah.
Namun, di tengah semua badai penolakan itu, Kiai Dahlan memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan. Beliau yakin bahwa apa yang beliau lakukan adalah bagian dari perintah Allah untuk berdakwah dan memperbaiki umat. Keyakinannya pada takdir Allah memberinya ketenangan bahwa setiap kesulitan adalah bagian dari rencana Ilahi, dan keyakinannya pada ikhtiar (usaha maksimal) mendorongnya untuk terus bergerak, tanpa pernah lelah.
Pada tahun 1912, di usia 44 tahun, Kiai Dahlan mendirikan Muhammadiyah. Ini bukan hanya sebuah organisasi, melainkan sebuah gerakan pembaharuan yang mengubah wajah pendidikan, sosial, dan kesehatan di Indonesia. Beliau memulai dengan langkah-langkah kecil: mengajar di rumahnya, mendirikan sekolah dasar yang mengajarkan ilmu agama dan umum, hingga membuka klinik kesehatan. Setiap penolakan tidak mematahkan semangatnya; justru memperkuat tekadnya. Beliau percaya, jika ia berikhtiar dengan sungguh-sungguh di jalan Allah, maka Allah akan menunjukkan takdir terbaik.
> "Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah."
> — KH. Ahmad Dahlan
>
Kutipan ini mencerminkan semangat ikhlas dan totalitas perjuangan Kiai Dahlan. Ini adalah sebuah pengingat bahwa tujuan utama bukan mencari keuntungan duniawi, melainkan mengabdikan diri sepenuhnya untuk tujuan yang lebih besar, dengan keyakinan penuh pada takdir dan ridha Allah.
Kisah KH. Ahmad Dahlan mengajarkan kita bahwa ketika kita memulai sesuatu dengan keyakinan penuh pada takdir Allah dan dibarengi ikhtiar maksimal, maka tidak ada rintangan yang terlalu besar. Ini adalah kekuatan batin yang muncul dari pemahaman bahwa setiap langkah yang kita ambil adalah bagian dari ketetapan-Nya, dan setiap usaha kita akan diperhitungkan. Tekad yang lahir dari keyakinan ini akan memampukan kita untuk terus bergerak maju, bahkan ketika dunia menentang, dan memberikan manfaat yang abadi bagi sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar