Sabtu, 26 Juli 2025

Kisah 5: Konsisten dalam Proses: Yuichiro Miura, Sang Penakluk Everest di Usia Senja

Kisah 5: Konsisten dalam Proses: Yuichiro Miura, Sang Penakluk Everest di Usia Senja
Kita semua punya impian besar, bukan? Tapi seringkali, yang membedakan antara impian yang hanya sekadar angan-angan dengan impian yang terwujud adalah satu hal krusial: konsistensi. Ini bukan tentang semangat membara yang hanya bertahan sesaat, melainkan tentang dedikasi harian, langkah demi langkah, bahkan ketika tujuannya tampak sangat jauh atau hasilnya belum terlihat signifikan. Di sinilah terletak seni dari kegigihan sejati.
Mari kita kenalan dengan Yuichiro Miura, seorang pendaki gunung legendaris dari Jepang, yang kisahnya akan membuat Anda merenung tentang apa itu batasan usia. Miura dikenal sebagai orang tertua di dunia yang berhasil menaklukkan puncak tertinggi di dunia, Gunung Everest. Bukan sekali, tapi tiga kali! Ia pertama kali mencapai puncak Everest di usia 70 tahun. Lalu, ia melakukannya lagi di usia 75 tahun. Dan yang paling mencengangkan, dengan tekad yang tak tergoyahkan, ia kembali mendaki Everest dan berhasil mencapai puncaknya di usia 80 tahun pada tanggal 23 Mei 2013!
Bayangkan dedikasi dan konsistensi yang dibutuhkan untuk mencapai hal tersebut. Di usia 70, 75, bahkan 80 tahun, tubuh manusia umumnya mulai melemah. Berjalan di dataran biasa saja bisa jadi tantangan, apalagi mendaki gunung setinggi Everest dengan suhu ekstrem dan oksigen yang menipis. Namun, Miura tidak pernah berhenti berlatih. Ia menjaga kondisi fisiknya dengan disiplin ketat selama puluhan tahun. Bahkan setelah mengalami beberapa masalah kesehatan serius, termasuk operasi jantung, ia tetap pada komitmennya. Konsistensinya dalam menjaga rutinitas latihan, diet, dan pemulihan, adalah kunci utama kesuksesan pendakiannya di usia senja. Ia tidak hanya mendaki gunung fisik, tetapi juga menantang gunung batasan usia yang seringkali kita bangun dalam pikiran kita sendiri.
> "Meskipun itu adalah tantangan yang tidak masuk akal, saya pikir itu mungkin untuk mencapai puncak Everest pada usia 80 tahun. Saya telah membuat rencana pelatihan dan perawatan yang teliti untuk mencapai tujuan ini."
> — Yuichiro Miura
Kutipan Miura ini adalah cerminan sempurna dari kekuatan konsistensi. Ia tidak hanya bermimpi. Ia membuat rencana, dan yang lebih penting, ia menjalankannya secara teliti dan terus-menerus. Ia mengajarkan kita bahwa tujuan besar dapat dicapai bukan hanya dengan tekad sesaat, tetapi dengan konsistensi dan disiplin jangka panjang. Usia mungkin membatasi kecepatan, tetapi tidak membatasi kemajuan jika Anda gigih dalam prosesnya. Setiap langkah kecil yang konsisten, setiap latihan yang disiplin, setiap kebiasaan baik yang Anda pertahankan, semuanya akan terakumulasi dan membawa Anda jauh lebih dekat pada impian Anda, tak peduli berapa pun usia Anda saat ini.
Dalam ajaran Islam, konsistensi dalam beribadah dan beramal saleh juga sangat ditekankan. Bukan seberapa banyak amal yang dilakukan dalam satu waktu, melainkan seberapa sering dan terus-menerus amal itu dilakukan.
> Dari Aisyah RA, Rasulullah ﷺ bersabda:
> "Amal yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara konsisten, meskipun sedikit."
> (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits mulia ini memberikan pesan yang sangat kuat. Ia mengajarkan kita bahwa keberkahan dan nilai sejati dari sebuah usaha atau amal bukan hanya terletak pada kuantitasnya, melainkan pada konsistensi dan keistiqomahannya. Sebuah langkah kecil yang dilakukan secara rutin jauh lebih baik daripada loncatan besar yang hanya sesekali. Sama seperti Yuichiro Miura yang terus berlatih setiap hari, konsistensi dalam setiap aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi, adalah kunci untuk mencapai tujuan jangka panjang dan mendapatkan ridha Allah.
Jadi, tanyakan pada diri Anda: "Apakah saya cukup konsisten dalam mengejar impian saya?" Jangan remehkan kekuatan dari hal-hal kecil yang dilakukan secara terus-menerus. Karena di dalam konsistensi, terletak benih-benih kesuksesan yang akan tumbuh subur, melampaui segala batasan usia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar